Ande – Ande
Lumut
Alkisah di sebuah Negara yang gemah ripah
loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo, tinggallah seorang pangeran yang hidup
serba berkecukupan. Pangeran tersebut adalah putra mahkota yang akan
menggantikan tahta berikutnya.
Akan tetapi, pangeran tadi tidak puas
dengan kehidupan yang serba berkecukupan. Dia ingin mengembara, menyusuri hutan
demi hutan. Mencari jati diri dan pengalaman hidup.
Dua orang
berjalan waspada melihat keatas dan kebawah, mencari binatang buruan
Pangeran :
“ Jo? Bejo? Kamu di mana jo ? ”
Bejo :
“ Pangeran? Pangeran? Kamu di mana pangeran? ”
Mereka berjalan
mundur…. Kemudian bertabrakan bersama, sampai gelimbungan.
Pangeran :
“ Aduh. Kamu itu. Hati-hati ! ”
Bejo
: “ Hehehe.. Maaf pangeran. Saya tidak tahu jika di belakang ada pangeran. ”
Pangeran :
“ Kamu ini.. Sini sini Jo ! Aku mau cerita. ”
Bejo :
“ Ada apa pangeran ? ”
Mereka duduk
bersama dan bercerita
Pangeran :
“ Kok tidak ada binatang ya hari ini ? ”
Bejo :
“ Ya pangeran, sepi sekali. Tapi ini di mana ya Pangeran ? ”
Pangeran :
“ Kenapa kamu tanya saya ? Memangnya saya tahu ? ”
Bejo :
“ Ya mungkin saja Pangeran tahu. ”
Pangeran : “Huh”
Pangeran dan bejo
berdiri, kaget melihat ada orang di hadapan mereka
Pangeran :
“ Siapa itu jo ? ”
Bejo :
“ Saya tidak tahu pangeran. ”
Pangeran :
“ Maaf bu, boleh saya bertanya ? ”
Mbok rondo hanya
diam,Ia sibuk dengan kayu bakarnya
Pangeran :
“ Permisi bu. ”
Pangeran mendekati mbok rondo dan tiba-tiba mbok rondo kaget
melihat kedatangan pangeran
Mbok rondo dadapan :
“ Waladalah.. Siapa kamu ? ”
Pangeran :
“ Saya pengembara bu. Maaf, ini desa apa ya ? ”
Mbok rondo dadapan :
“ Ini desa Dadapan nak. Kamu sedang apa di sini ? ”
Pangeran : “
Saya sedang mengembara bu. Tapi tersesat, tidak tahu jalan”
Mbok Mbok rondo dadapan : “
Wah. Ya sudah, ikut saya saja. Kamu akan saya jadikan anak angkat bagaimana ? ”
Pangeran : “ Bagaimana
Jo ? ”
Bejo Bejo : “
Kalau saya terserah kamu saja. ”
Mbok
rondo dadapan : “ Mulai
sekarang kamu jadi anakku, namamu jadi ande-ande lumut. Dan kamu juga ikut saya. ”
Pangeran dan Bejo
: “ Baiklah, bu ! ”
Merekapun pergi menuju rumahnya Mbok rondo.
Di
desa lain ,ada sebuah rumah yang dihuni oleh klenting kuning dan ibu tirinya
dan juga saudara-saudara tirinya yaitu klenting abang dan klenting ijo.Ibu tiri
Klenting kuning berperilaku pilih kasih. Ia sangat menyayangi dan memanjakan
anak-anak kandungnya yaitu klenting merah dan klenting hijau. Dan ia membenci
anak tirinya klenting kuning.
Ibu tiri klenting kuning : (duduk dan memakai kipas) “Aduh panas
sekali…. Klenting Kuning,… Klenting Kuning,.. ambilkan
es untukku!!! Cepat!!!”
Klenting Kuning :“Iya bu sebentar,..ini bu
airnya,…..”
Ibu tiri klenting kuning :“Lama sekali!ngapain aja kamu tidur
ya!?bermalas-malasan ya,.!!!”
Klenting Kuning : “Ah tidak kok,..
saya kan sibuk di dapur.”
Mbok Rondo :
“alahh,.. alasan aja bisanya.” (jalan
mondar-mandir) “ya udah kembali ke dapur sana!”
Klenting
kuningpun pergi kedapur.
Di tempat
Ande-Ande Lumut..
Mbok rondo dadapan :”Le,Ande-Ande,umurmu sudah cukup
untuk membima rumah tangga . Apakah kamu belum mempunyai gadis
yg kau dambakan sebagai pendamping hidupmu?”
Ande-ande lumut :”Mbok,sebenarnya aku sudah
mempunyai seorang gadis yang aku idam-idamkan,namun aku tidak tahu dia
berada dimana”
Mbok rondo dadapan :”Bagaimana kalau mbok buatkan
saembara saja?”
Ande-ande lumut :”Terserah mbok saja.”
Mbok rondo dadapan :”Baiklah..Jo,Bejo keseni sebentar”
Bejo : (lari ergesa-gesa) “Iya mbok,ada apa?”
Mbok rondo dadapan :”Sekarang kamu sebarka ke seluruh
pelosok negeri,tentamg saembara untuk mencari pendamping
hidup Ande-Ande Lumut.”
Bejo : “Baik Mbok ,Laksanakan.”
Bejopun
pergi,dan mulai menyebarkan berita saembara tersebut.
Ibu Tiri klenting
kuning sedang duduk-duduk di depan rumah.Saat itu Bejo sampai di depan rumah
Ibu Tiri klenting,Ia pu segera mengumumkan saembara itu.
Bejo : “Wahai para gadis-gadis
cantik,Mbok rondo Dadapan membuat saembara utuk mencarikan pendamping
hidup untuk anaknya Ande-Ande lumut yang tampanya
tidak diragukan lagi! Bagi yang berminat bisa
datang kerumah Mbok Rondo Dadapan sesegera mungkin!”
Ibu Tiri
kenting kuning terkejut,dan segera memanggil Klenting Abang dan Klenting Ijo.
Ibu Tiri klenting kuning : “BangJo,Cepat keluar!!”
Klenting abang dan Klenting ijo, , keluar dari rumah dengan tergesa-gesa…
Klenting ijo : “Ada apa to
mbok?” (Sambil ngos-ngosan)
Ibu Tiri klenting kuning : “Itu Ande-Ande Lumut cari pendamping
hidup”
Klenting
abang : “Apa Bu?
Ande-Ande Lumut yang ganteng kwadrat itu Bu?”
Ibu Tiri klenting kuning : “Iya.Kalian harus ikut saembara
itu!”
Klenting
abang dan Ijo : “Harus!!”
Ibu Tiri klenting kuning : “Ya udah, sekarang kalian dandan
yang cantik lalu berangkat.”
Klenting abang dan ijo pergi kekamar
mereka masing-masing untuk mehias diri mereka secantik mungkin. Klenting kuning
yang dari tadi diam-diam mendengarkan pembicaraan Ibu dan saudara tirinya
,Iapun menghampiri Ibunya.
Klenting
kuning : “Ibu?”
Ibu Tiri klenting kuning : “Hei,km ngapain disini?!”
Klenting kuning : “Bu,bolehkah aku ikut
saembara itu?"
Ibu Tiri klenting kuning : “Tidak boleh,kamu tidak boleh ikut!” (berdiri dari kursinya)
Klenting kuning : “Bu aku mohon,aku sangat
ingin ikut.Selama ini aku sudah melayanimu
dan putri-putrimu. Aku tidak pernah meminta apapun darimu. Aku mohon,Bu .Sekali ini
saja”
Ibu Tiri klenting
kuning sedikit iba dengan Klenting kuning
Ibu Tiri klenting kuning : “Baiklah kamu boleh ikut ,tapi
dengan syarat kamu harus menyelesaikan semua pekerjaan rumah
termasuk membersihkan kandang ayam,kandang
sapi,gudang,menguras kolam ikan dll dan setelah itu kamu harus
membersihkan kwali yang penuh dengan angus itu
disungai.Semua itu harus selesai hari ini!!!”
Klenting
kuning :
“Baik,Bu.akan aku lakukan semua itu.”
Klenting kuning pergi dan mulai melakukan semua pekerjaan sesuai
dengan perintah ibu tirinya tadi.
Klenting abang dan ijo keluar dari rumah,dan berpamitan kepada
ibunya.
Klenting abang : “Bu,kami berangkat dulu,doakan salah satu dari
kami dipilih oleh Ande-ande lumut.”
Ibu
Tiri klenting kuning : “Iya
anaku,doa ibu selalu bersama kalian,semoga berhasil,hati-hati dijalan”
Klenting ijo :
“Kami berangkat,bu”
Klenting abang dan ijo berangkat menuju rumah Mbok Rondo Dadapan.
Klenting kuning setiap
hari bekerja tanpa rasa lelah dan keluh kesah walau dia diperlakukan kasar oleh
Mbok Rondo Klenting. Hanya dia dan Allah saja yang tahu betapa sedihnya
dirinya. Dia berharap, Tuhan akan memberikan ganjaran yang lebih baik untuknya.
Saat Klenting Kuning mencuci kwali di sungai….
Klenting Kuning :
“ Duh… kenapa begini penderitaan hidupku. Semoga aku tabah menjalaninya.
Tiba tiba ada
seseorang mendekati klenting kuning.
Seseorang : “
Hai gadis cantik. ”
Klenting kuning :
“ Siapa kamu ? ”
Seseorang : “
Kamu jangan takut. Aku adalah sifat baik yang ada dalam dirimu. ”
Klenting kuning :
“ Mau apa kamu? ”
Seseorang : “Aku
akan memberimu sebuah pusaka.Pusaka ini berupa lidi yang kelak bermanfaat bagimu. Terimalah
gadis baik. ”
Orang misterius
itupun memberikan pusakanya.
Klenting
kuning
: “ Baiklah. Terimakasih. ”
Orang itu meninggalkan
klenting kuning. Dan klenting kuning pun menggambil kwali dan pergi.
Di sebuah sungai yang
airnya deras, disitulah Yuyu Kangkang hidup. Dia yang menguasai sungai itu.
Dialah si Yuyu Kangkang yang licik.
Klenting abang :“
Wah Sungainya banjir. Bagaimana cara kita menyeberang?”
Klenting ijo : “Iya mbakyu.Lihat itu Yuyu
Kangkang. ”
(menunjuk
Yuyu Kangkang)
Klenting abang :
“ Wah.Ayo kita minta tolong Yuyu Kangkang saja. ”
Klenting ijo : “ Iya mbakyu. Ayo! ”
Klenting abang :
“ Yuyu Kangkang! Yuyu Kangkang! ”
Yuyu kangkang :
“ Hahaha. Ada apa gadis manis? ”
Klenting abang :
“Yuyu Kangkang, aku minta tolong disebrangkan lewat sungai ini. ”
Yuyu kangkang :
“ Wah itu berat sekali, bahaya sungainya.Aku minta imbalan.”
Klenting abang :
“ Imbalannya apa? Uang? Wah kamu itu mata duitan. ”
Klenting ijo : “ Iya. Yuyu Kangkang mata duitan.
”
Yuyu kangkang :
“ Tidak. Aku tidak mau uang. Hahaha. ”
Klenting-klenting :
“ Lalu apa? ”
Yuyu Yuyu kangkang : “ Imbalannya adalah mencium tangan kalian. ”
Klenting abang : “ Ya sudah kalau begitu. ”
(Yuyu Kangkang menyebrangkan klenting merahdan hijau
dengan perahu)
Yuyu Kangkang : “
Eh, eh. Mau kemana kalian? Mana imbalannya? ”
Klenting-Klenting : (
menyodorkan tangan sambil cemberut dan langsung pergi )
Beberapa saat
kemudian, datanglah klenting kuning akan menyebrang
Yuyu Kangkang :
“ Hohoho.. itu apa? Baunya tidak enak. Wajahnya jelek lagi.”
Klenting Kuning :
“ Wah kok banjir ya? Bagaimana aku bisa menyebrang?
Itu ada Yuyu Kangkang. Yuyu kangkang,
tolong sebrangkan saya melewati
sungai ini. ”
Yuyu kangkang :
“ Kamu? Tidak mau. ”
Klenting
kuning : “ Nanti aku
kasih uang. ”
Yuyu Yuyu
kangkang : “ Tidak mau. Sudah sana pergi. Jangan di
sini. Dasar orang jelek.” (Meninggalkan Klenting
Kuning)
Klenting
Kuning : “ Kamu kenapa
jahat begitu Yuyu Kangkang? ”
Klenting
kuning : “ Ya
sudah kalau itu maumu. (mengeluarkan pusakanya)
Aku akan buat sungai ini menjadi kering.
Hiat! ”
Tiba-tiba sungai itu kering.
Kemudian Klenting Kuningpun bisa berjalan menyeberang sungai menuju rumah mbok
Rondo Dadapan, rumah si Ande-Ande Lumut.
Sementara
itu, di sebuah desa, mbok Rondo sedang menyapu rumah, di rumah itulah si
Ande-ande lumut sedang menunggu belahan hatinya yang di janjikan Tuhan
untuknya.
(Mbok rondo sedang menyapu halaman rumah, tiba-tiba
datang gadis-gadis cantik, klenting abang dan ijo)
Klenting-klenting :
“ Assalamu’alaikum.”
Mbok Rondo Dadapan :
“ Wa’alaikumsalam, siapa ya? ”
Klentin abang :
“ Saya mbok, Klentingabang. ”
Klenting ijo : “ Saya Klenting ijo mbok. ”
Mbok rondo dadapan :
“ Wah gadis-gadis cantik. Ada perlu apa ini? ”
Klenting-klenting :
“ Kami ingin melamar Ande-Ande Lumut mbok. ”
Mbok Mbok
rondo dadapan :
“ Mau melamar Ande-Ande Lumut? Sebentar ya, saya katakan pada
Ande-Ande Lumut. ”
Mbok Mbok
rondo dadapan :
(bernyanyi) “ Putraku si Ande-Ande Lumut. Temuruno ono putri kang ngunggah-unggahi. putrine
ngger sing ayu rupane. Klenting
abang iku kang dadi asmane. ”
Ande- Ande-Ande
Lumut : (menjawab
dengan bernyanyi) “ Duh ibu, kulo mboten purun. Aduh ibu, kulo mboten medun. Najan ayu sisane
si Yuyu Kangkang.
“
Mbok rondo dadapan :
“ Wah tidak mau ternyata nak. ”
Klenting ijo :
“ Coba saya mbok. ”
And Mbok
rondo dadapan : (bernyanyi)“
Putraku si ande-ande lumut. Temuruno ono putri kang
ngunggah-unggahi. Putrine ngger sing ayu rupane. Klenting ijo iku kang dadi asmane. ”
Ande- Ande-ande lumut :(menjawab dengan bernyanyi) “ Duh ibu,
kulo mboten purun. Aduh ibu, kulo mboten medun. Najan
ayu sisane si Yuyu Kangkang.
”
Mbok rondo dadapan :
“ Hmm.. Tidak mau juga nak. ”
Tidak
lama kemudian, datanglah Klenting Kuning, dari kejauhan sudah tercium bau yang
tidak sedap, wajahnya coreng moreng karena debu.
Klenting kuning :
“ Selamat pagi, mbok. ”
Mbok rondo dadapan :
“ Selamat pagi. Siapa ya? ”
Klenting kuning :
“ Saya Klenting Kuning mbok. Ingin melamar Ande-Ande Lumut.
”
Mbok rondo dadapan :
“ Apa? Mau melamar anakku? Apa tidak salah? ”
Klenti Klentin abang : “
Iya, wajahmu jelek. Baumu tidak enak begitu. Aku saja ditolak. Apa
lagi kamu.”
Klenting Kuning :
“ Dicoba dulu mbok. ”
Mbok Mbok
rondo dadapan : “ Baiklah.
(bernyanyi) Putraku si Ande-Ande Lumut. Temuruno ono putri kang
ngunggah-unggahi. Putrine kang olo rupane.
Klenting kuning iku kang dadi asmane. ”
Ande- Ande-Ande Lumut : (menjawab dengan bernyanyi) “ Aduh ibu,
kulo inggih purun. Dalem putro inggih bade medun. Najan olo
meniko kang putro suwun. ”
Mbok rondo dadapan : (kaget) “ Loh! Apa tidak salah
Ande-Ande Lumut? ”
Ande-ande Lumut :
“ Tidak ibu. Ini adalah pilihan saya. ”
Klenting – Klenting :
(kusak-kusuk)
Mbok
rondo dadapan :
“ Ya sudah kalau itu pilihanmu ya tidak apa apa. ”
Ande – Ande Lumut : “ Jo, Bejo. Sini Jo ! ”
Bejo Bejo :(berlari
mendekati Ande – Ande Lumut )“ Siapa
gadis jelek ini? ”
Ande – Ande Lumut : “ Ini adalah Klenting Kuning.
Kita akan pulang, Jo.
(berbalik pada Mbok Rondo Dadapan) Ibu, ada suatu hal yang ingin saya katakan. ”
Mok rondo dadapan :
“ Apa itu nak? ”
Ande Ande – Ande Lumut : “ Ibu, sebenarnya saya adalah
seorang Pangeran yang sedang mengembara, untuk mencari pengalaman hidup.”
Mbok rondo dadapan :
“ Apa? Pangeran? ”
Klenting - Klenting : “ Apa? Pangeran? Oh, tidaaaak!! ” (pingsan)
Ande Ande – Ande Lumut : “ Benar ibu, karena sekarang
saya sudah mendapatkan belahan hati saya, saya akan kembali ke
Kerajaan. Terima kasih perhatiannya selama ini bu. ”
Mbok Mbok
rondo dadapan : (masih
kaget) “ Ya sudahlah nak. Jaga dirimu baik-baik ya nak. ”
Dan pada akhirnya Ande-ande Lumut dan Klenting Kuning hidup
bahagia bersama di kerajaan.
No comments:
Post a Comment