SINOPSIS
“ COACH CARTER “
Coach carter atau John
Carter adalah mantan pemain basket yang mendapat beasiswa ke universitas karena
prestasinya dalam basket. Dia ditawari untuk melatih Tim Basket SMA Richmond.Musim
lalu tim itu hanya dapat memenangi 4 pertandingan saja. SMA Richmond bukanlah
sekolah unggulan. Sekolah itu hanya mampu meluluskan 50% muridnya setiap tahun
dan hanya 7% yang melanjutkan ke universitas. Dan untuk para pemain tim basket
adah siswa yang memiliki nilai akademik yang sangat buruk dan sering membolos
pada saat jam pelajaran.
Pada pertemuan
pertamanya ia memangil pemain-pemainya dengan sebuta “pak” ia juga menyuruh
mereka memanggilnya dengan sebutan “pak”.Coach Carter juga memberikan
perjanjian kepada para pemainya ,yang isinya para pemain harus m,endapatka
nilai rata- rata minimal 2.3,tidak boleh membolos disetiap jam pelajara dan
menggunakan jas serta dasi pada saat pertandingan. Ini mendapatkan penolakan dari para pemainya
bahkan ada beberapa yang langsung keluar dari tim salah satunya Timo Cruz. Pada
pertemuaan dengan wali para pemain ada banyak sekali penolakan namun akhirnya
mereka menyetujuinya.
Pada saat latihan
pertama Ia memberikan latihan yang sangat keras teruitama latihan “bunuh diri”
yaitu lari dari pinggir lapangan sampai jarak yang ditentukan lalu menyentuh
tangan dilantai lalu balik lagi. Dan juga push up . Ia juga mengajari pertahana
dengan istiloa daine ia menyebutnya saudara perempuanya. Pada pertandingan
pertamanya mereka hanya disuruh lari dengan begitu mereka dapat menguras tenaga
lawan dan dapat membunuh mental lawan. Di pertandingan pertamanya mereka
memenangi pertandingan itu.
Saat beberapa pemain
Tim Basket Richmon sedangdi cafe ,Cruz pemain yang keluar dari tim pada saat
hari pertama pertemuaan melihat mereka. Ia merasa menyesal telah keluar dari
Tim. Ia meminta begabung kembali di Tim, Ia di perbolehkan masuk kembali
asalkan dapat meny6elesaikan hukumanya yang sangat berat. Walaupun Ia tahu ia
tidak dapat menyelesaikan hukuman tersebut namun ia melakukanya. Pada saat hari
yang ditentukan ia belum mampu menyelesaikanya ,teman-temanya melihat
kesungguhanya merekapu membantu Cruz dan Cruz dapat kembali ke tim.
Pertandingan-pertandingan berikutnya mereka
memenagkan semua pertandingan tanpa kekalahan. Mereka menjadi sombong dan
mereka mengejek lawanya di setiap pertandingan. Coach Carter tidak menyukai itu
,Ia memarahi dan menasehati mereka supaya tidak melakukan itu lagi.
Coach Carter meminta
laporan hasil ulangan dari para guru mereka. Dan hasil laporanya sangat
mengenaskan. Ia mengunci tempat latihan dan menyuruh pemain-pemainya menuju
perpus. Di perpus mereka dimarahi dan dinasehati oleh Coach Carter. Cruz pun kembali keluar
dari Tim. Penguncian itu mendapat sorotan dari banyak media. Suatu malam saat
ia di tokonya ada seseorang dari dalam mobil melemparkan batu dan memecahkan
kaca tokonya.
Suatu malam ketika
beberapa pemain sedang berada di jalan mereka menggoda beberapa wanita
tiba-tiba ada 3 laki-laki yang menghampiri mereka dan mereka seperti akan
berkelahi. Saat itu Cruz dan sepupunya sedang berada di sebrang jalan,lalu Cruz
menghampiri mereka. Cruz mengusir 3 laki-laki tadi dengan menunjukan senjata
apinya. Di sebrang jalan ada kecekcokan antara sepupu cr uz dan seseorang.
Tiba-tiba sepupu Cruz ditembak oleh seseorang itu , Cruz dan teman-temanya
berlari menuju saudara Cruz,namun saudara cruz yang ternyata pengedar narkoba
itu telah tewas. Lalu Cruz mendatangi Carter dengan menangis dan meminta untuk
kembali ke tim.
Saat itu sedang ada
sidang dewan dan wali siswa membahas tentang penguncian tempat latihan basket.
Yang akhirnya tempat latihan basket itu dibuka dan Carter mengundurkan diri.
Namun pada saat Carter ke tempat latihan anggota-anggota timnya tetap belajar
di tempat latihan dan Carter tidak jadi mengundurkan diri. Pada saat laporan
nilai dan ternyata nilai – nilai mereka sudah sesuia dengan perjanjian dan
mereka kembali berlatih.
Pada saat finalm
kejuaran nasional mereka melawan St. Francis yang merupakan sekolah no 1 di
negara itu. Dan pertandingan itu berjalan sengit. Dan akhirnya mereka kalah
dari St.Francis dengan selisih sekor sangat tipis. Mereka kalah namun mereka
bertandi seperti seorang pemenang. Dan akhirnya mereka mendapatka beasiswa di
berbagai peguruan tinggi.